Sabtu, 30 April 2011

Sajak-sajak Pendek Lagi

1. Kertas

di atas hamparan luas
kawanan kata dihempas
berharap makna terkelupas
kemudian lepas bebas

4. Tidur

mari kita tidur
sebenar-benarnya tidur
leluasa mendengkur
tiada ngelindur


3. Bujangan

aku yang sendiri sering mengusir
ampas kopi yang beku di dasar cangkir
agar pahitnya kembali hadir
menemani liarku di alam pikir


Jakarta, 2010

Senin, 11 April 2011

Credit Card

kartu dijejalkan gesek dilicinkan
gengsi ditinggikan pamor diterangkan

ingat dilalaikan hutang digunungkan
bayar dilunglaikan cicil dibengkakkan

tempo dilewatkan bogem dicecapkan


jakarta, april ‘11

Sabtu, 09 April 2011

Luka

di sini lukamu menjadi ratapku
ratapku tak usah kau cumbu

di sini airmata melumuri warta
warta menganaksungaikan airmata

di sini luka dan airmata menjadi citarasa
citarasa yang disukai semua



Jakarta, 05 Desember 2010

Kamis, 07 April 2011

Diksi-diksi Basi

kerap kucari diksi
guna menyesaki sejuntai puisi
kususuri sepanjang istilah terpajang
biarpun keranjangku berlubang
meratapi sedih nan mendidih
melumuri diri merah getih
berkawan pada awan dan hujan
coba akrabi halilitar
melawan sekawanan lawan
biarpun diselimuti gentar
mengarungi samudera seluas gelas
menyelami lautan sedalam kolam
berbekal bebal, bernafas seutas
mengais pepasir di pesisir
menjumput maut
dari merapi nan berapi-api
wedus gembel ora tau adhus
memanen tsunami
aceh, nias, mentawai
mengundang bandang
wasior,…
hutan-hutan gundul
menamai jasad-jasad tak dikenal
pun nyawa-nyawa tak berharga
dari kematian nan nian
melipat tragedi di penjuru negeri
menelanjangi para petinggi
hingga diri sendiri
korupsi, aspirasi, hak azasi
dasi, nasi, terasi, basi
hukuman mati, hukum mati
markus, kakus, tikus
gayus?
dimana jaksa, hakim, polisi?
presiden, parlemen, cemen
preman pasar dan terminal
perempuan-perempuan
sholeha, binal
juru parkir, jutawan-jutawan kikir
mengritisi lsm-lsm mingkem melempem
mengupas ormas-ormas beringas
kitab suci, kepercayaan, perdebatan, ulasan
menonton pertandingan bola
penonton saling lempar umpatan, caci maki
pemain saling umpan bogem mentah
wasit berdarah-darah
pelajar, mahasiswa, warga
kejar-kejaran, tawuran
batu bata, senpi, parang, wajah garang
semua berbunyi sama serupa rima
lari sembunyikan diri
di semak-semak sajak
aku menyelinap menjelma diksi
lebur meresap ke tanah gembur subur
adil makmur?
berhenti di liang kubur…


Jakarta, 09 Oktober 2010